PERKEMBANGAN
EMOSI REMAJA
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Remaja
berada pada periode perkembangan yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan
perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan
lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Masalah yang sering terjadi pada
perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah ketidakseimbangan antara
keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui
berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah
dengan berbagai media.
Pembelajaran kadang tidak selalu disukai oleh peserta
didiknya, sehingga banyak tujuan pembelajaran yang tidak tercapai. Ini
dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman dari sang pendidik akan perkembangan
emosi dan jiwa peserta didiknya, khususnya remaja. Sebab, dalam usia remaja
perubahan emosi dan psikologis sangat pesat sekali.
Gejala-
gejala emosi para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa
malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan
dipahami dengan baik. Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal
yang lain merupakan sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai
peserta didik berjalan dengan normal tanpa ada mengalami gangguan.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan emosi jiwa
remaja ini, sang pendidik kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan dengan
memberikan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi perubahan yang ada
pada diri remaja.
Kalau kita melihat pada hakekat pendidikan yang merupakan
suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat
manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan
peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang
tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan
manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun
proses-proses pemberdayaannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa
maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa,
akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa
tersebut.
Disinilah pendidik dituntut untuk mampu membawa peserta
didik dapat mencapai peradaban tertinggi, dengan menerapkan proses pendidikan
yang sesuai dengan kondisi kejiwaan peserta didik.
2.
Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas maka kita dapat mengidentifikasikan
permasalahan yaitu :
a) Apa pengertian perkembangan emosi?
b) Bagaimana karakteristik perkembangan
emosi pada masa remaja?
c) Faktor apa yang mempengaruhi perkembangan
emosi pada masa remaja?
d) Bagaimana perbedaan individual dalam
perkembangan emosi?
e)
Bagaimana
implementasi perkembangan emosi dalam proses pendidikan?
3.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita sebagai
calon pendidik mengetahui bagaimana perkembangan emosi remaja. Sebagai
pendidik mengetahui setiap aspek dalam perkembangan emosi remaja merupakan sesuatu
yang penting, karena pada massa remaja, peserta didik memiliki emosi yang
labil, sehingga tugas pendidiklah untuk dapat mengatasi labilnya emosi peserta
didik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan perkembangan
peserta didik berjalan dengan normal tanpa mengalami gangguan. Makalah ini
memberikan sedikit gambaran bagaimana perkembangan emosi pada masa remaja, yang
nantinya dapat diimplementasikan dalam proses pendidikan. Dengan
mengetahui tentang perkembangan emosi remaja dapat menjadi bekal kita untuk
mengenal pesert didik kita secara baik, sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi
kita semua dalam menjadi seorang pendidik yang baik.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Perkembangan Emosi
Setiap individu
selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh tiap-tiap individu akan berbeda
satu dengan yang lainnya dan tingkat perkembangan ini akan berbeda-beda sesuai
dengan tingkatan umur dari tiap individu. Dengan bertambahnya usia individu,
manusia senantiasa tumbuh dan berkembang yang akan membawa individu menuju pada
suatu kematangan fisik dan psikis.
Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua hal yang berbeda. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai
proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah)
yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi,
pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis.
Sedangkan
perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi
pelbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu
berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan
hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya
pertumbuhan.
Masa remaja
atau masa adolensia merupakan masa
peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa
ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik,
sosial, dan emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja adalah
perkembangan emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu
keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai
suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira,
bahagia, sedih, berani, takut, marah, haru dan sejenisnya.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan, dan
surut dalam waktu yang singkat. Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi
sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat
dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Menurut James &
Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau
kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena
gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang
terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu
mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan
sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka
hal itu menimbulkan emosi. Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai
penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan
berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi adalah pengalaman afektif
yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan
fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling):
misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah,
takut, bahagia, sedih dan jijik. Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi
tingkah laku dan respon-respon fidiologis.
Berasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Emosi
yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan
dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih
banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi
ruangan dan tempat dimana individu itu berada.
2. Emosi
yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan
sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor
kesehatan.
3.
Emosi yang berkaitan dengan kondisi
psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya
emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang
lain.
2.
Karakterisitik Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja
atau masa adolensia merupakan masa
peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini
individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial,
dan emosi. Pada masa ini dipercaya merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja
sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan
fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Oleh Hurlock
(2002) dalam rahmat (http://r4hmatdocuments.blogspot.com),
disebut
sebagai periode heightened emotionality,
yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih
tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang
tinggi dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti
bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah,
pemalas, membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak
berlangsung terus-menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka
emosi yang tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil. Emosi yang
tinggi pada masa remaja sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu
mendapat penyaluran atau penanganan yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal
yang merugikan.
Pola emosi masa remaja hampir sama
dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang secara normal dialami adalah :
cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya lagi.
Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan
emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap
ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972) dalam http://shizukaumrilockhart.blogspot.com,
membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15
tahun dan usia 15-18 tahun.
1.
Ciri-ciri
emosional usia 12-15 tahun
·
Cenderung
banyak murung dan tidak dapat diterka
·
Bertingkah
laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·
Kemarahan
biasa terjadi
·
Cenderung
tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·
Mulai
mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2.
Ciri-ciri
emosional remaja usia 15-18 tahun
·
“Pemberontakan”
remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak
menuju dewasa
·
Banyak
remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·
Sering kali
melamun, memikirkan masa depan mereka
Luella Cole dalam http://shizukaumrilockhart.blogspot.com
mengemukakan tiga jenis emosi, yaitu :
1.
Emosi marah
Emosi marah
lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan
remaja . penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka direndahkan,
dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan
rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih mengerutu, mencaci
atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.
2.
Emosi takut
Jenis emosi
lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang seorang
anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang
mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-anak dan orang
dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari
persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang
akan diikuti seperti rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain.
Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah keberanian
menghadapi rasa takut tersebut.
3.
Emosi cinta
/ kasih sayang
Jenis emosi
ketiga yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi cinta/kasih sayang,
emosi ini telah ada sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Faktor ini
penting dalam kehidupan remaja adalah untuk mencintai orang lain dan
kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima
cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Walaupun remaja
bergerak ke dunia pergaulan yang lebih luas, dalam dirinya masih terdapat sifat
kekanak-kanakanya. Remaja membutuhkan kasih sayang di rumah yang sama banyaknya
dengan apa yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya. Karena alasan inilah
sikap menentang mereka, menyalahkan mereka secara langsung, mengolok-olok
mereka pada waktu pertama kali karena mencukur kumisnya, adanya perhatian
terhadap lawan jenisnya, merupakan tindakan yang kurang bijaksana.
Pada masa
remaja rasa cinta mulai diarahkan kepada lawan jenis. Menurut Cole
kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis berlangsung lebih
lama. Keadaan ini terlihat pada sikap kasih sayang terhadap sesama wanita
seperti kepada kakak, adik.
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Dengan
bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional.
Bertambahnya pengetahuan dari lingkungan serta sekolah dan pemanfaatan media
massa berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini. Beberapa faktor
yang mempengaruhui perkembangan emosi pada masa remaja, antara lain:
a.
Perubahan
jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat
selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang.
Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis remaja. Tidak setiap remaja
siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya menguntungkan.
Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini menyebabkan
rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam
perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b.
Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh
ataupun kekurangan pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional,
bahkan akan berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya: rendah diri,
mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkunganya.
c.
Perubahan
dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang
yang biasanya pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama
mereka, namun jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para
anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang
tidak baik. Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan
antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan remaja juga
terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari
pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka
melarang anaknya pacaran.
d.
Perubahan
dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa
pentingnya pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak
dapat menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan
apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.
e.
Perubahan
atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1)
Perubahan
yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2)
Adanya
harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3)
Aspirasi
yang tidak realistis.
f. Faktor belajar
Pengalaman belajar anak akan menentukan reaksi
potensial mana yang mereka gunakan untuk marah. Pengalaman belajar yang menunjang
perkembangan emosi antara lain:
1) Belajar dengan coba-coba
Anak belajar
dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang
memberi pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberi kepuasan.
2) Belajar dengan meniru
Dengan cara
meniru dan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak bereaksi
dengan emosi dan metode yang sama dengan orang-orang yang diamati.
3) Belajar dengan mempersamakan diri
Anak meniru
reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan
rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru. Disini anak hanya
meniru orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.
4) Belajar melalui pengondisian
Dengan metode
ini objek, situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian
berhasil dengan cara asosiasi. Pengondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada
awal-awal kehidupan karena anak kecil kurang menalar, mengenal betapa tidak
rasionalnya reaksi mereka.
5) Belajar dengan bimbingan dan pengawasan.
Anak diajarkan cara bereaksi yang
dapat diterima jika suatu emosi terangsang. Dengan pelatihan, anak-anak
dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi
yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional terhadap
rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.
g. Lingkungan keluarga
Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai
keluarga mengenai bagaimana anak bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah lembaga
yang pertama kali mengajarkan individu (melalui contoh yang diberikan orang
tua) bagaimana individu mengeksplorasi emosinya.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan
anak. Keluarga sangat berfungsi dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi,
karena disanalah pengalaman pertama didapatkan oleh anak. Keluarga merupakan
lembaga pertumbuhan dan belajar awal (learning and growing) yang dapat
mengantarkan anak menuju pertumbuhan dan belajar selanjutnya.
Gaya pengasuhan keluarga akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan emosi anak. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan
keluarga yang emosinya positif, maka perkembangan emosi anak akan menjadi
positif. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan
emosinya negatif seperti, melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif, mudah
marah, kecewa dan pesimis dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi
anak akan menjadi negatif.
Keterkaitan secara antara lingkungan keluarga dengan pengungkapan
emosi terjadi sejak awal yaitu pada masa anak-anak. Cara-cara yang digunakan
orang tua untuk menangani masalah anaknya memberikan pelajaran yang membekas
pada perkembangan emosi anak. Gaya mendidik orang tua yang mengabaikan perasaan
anak, yang tercermin pada persepsi negatif orang tua terhadap emosi, emosi anak
dilihat sebagai gangguan atau sesuatu yang selalu direspon orang tua dengan penolakan.
Pada masa dewasa, anak tersebut tidak akan menghargai emosinya sendiri yang
menimbulkan keterbatasan dalam mengungkapkan emosinya. Sebaliknya, pada kelurga
yang menghargai emosi anak yang dibuktikan dengan penerimaan orang tua terhadap
ungkapan emosi anak, pada masa dewasa nanti anak akan menghargai emosinya
sendiri sehingga ia mampu mengungkapkan emosinya pada orang lain.
Selain hal-hal yang telah disebutkan
diatas, kiranya masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
remaja atau peserta didik. Namun dari yang telah diuraikan diatas rasanya telah
cukup banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.
4.
Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi
Individu
mengalami proses perkembangan emosi selama hidupnya, mulai dari bayi sampai
dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu.
Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, pendidikan, pendidikan,
merupakan variabel yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu.
Perbedaan
individu juga dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan
individu yang bersangkutan, antara lain yaitu:
a.
Kondisi dasar individu
Berkaitan dengan struktur pribadi individu. Misalnya,
ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah.
b. Kondisi psikis individu pada suatu
waktu
Misalnya,
saat sedang kalut, seseorang mudah tersinggungdibanding dalam keadaan normal.
c.
Kondisi jasmani individu
Pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah perasa
atau lebih mudah marah.
5.
Implementasi Perkembangan Emosi dalam Pendidikan
Telah diketahui bahwa pada masa remaja, individu mengalami massa dimana
kondisi emosinya meningkat. Emosi yang ada dalam
diri remaja ada emosi positif dan emosi negatif. Kedua emosi itu berkembang
dalam diri remaja . Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak
menimbulkan efek negatif dan emosi positif perlu dikembangkan. Beberapa cara
untuk meredam emosi negatif itu adalah :
a. Berpikir positif dalam arti mencoba
melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b. Mencoba belajar memahami karakteristik
orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan
orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
c. Mencoba menghargai pendapat dan
kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan
mengakui kelebihan orang lain.
d. Introspeksi dan mencoba melihat apabila
kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
Peran orang tua, sekolah dan
masyarakat sangat diharapkan dalam rangka membantu para remaja untuk mengontrol
dan mengelola emosinya kepada penyaluran yang positif.
a. Orang
Tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan
perhatian dan kasih sayang, meningkatkan komunikasi dua arah, siap menerima
keluhan dan mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dialami remaja
akan memberikan suasana yang sejuk bagi remaja.
Tidak memeberikan tuntutan yang berlebihan dan
mnghindari larangan yang tidak terlalu penting serta memberikan pengawasan dan
pengarahan secukupnya merupakan hal yang menyenangkan bagi remaja. Pembatasan
dan tuntutan terhadap remaja hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
remaja. Memberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan posisinya.
Penegakan disiplin dilakukan dengan bijaksana.
Penerapan disiplin yang mendidik disertai dengan suatu pengertian terhadap
makna displin tersebut merupakan pilihan yang baik. Disiplin yang terlalu keras
dan kaku, disertai hukuman badan dapat menimbulkan pemberontakan atau penolakan
dari remaja. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
semua pihak
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan
adalah sikap konsisten dari orang tua. Ketidakkonsistenan orang tua dapat
menimbulkan kebimbangan remaja dalam perilakunya. Remaja akan mengalami
kesulitan dalam menarik kesimpulan atau mengambil pelajaran dari apa-apa yang
telah diajarkan oleh orang tuanya. Selain itu diperlukan pula sikap yang
tenang, berwibawa, dan arif bijaksana dalam menghadapi luapan emosi oleh para
orang tua maupun pendidik.
b. Sekolah
Sekolah, tempat dimana remaja menghabiskan
sebagian waktunya juga diharapkan dapat menyediakan tempat untuk mentransfer
ilmu pengetahuan, sekolah diharapakan mSekolah, tempat dimana remaja
menghabiskan sebagian waktunya juga diharapkan dapat menyediakan tempat untuk
mentransfer ilmu pengetahuan, sekolah diharapakan mampu menjadi tempat
menyenangkan bagi remaja dengan menyediakan fasilitas yang bersifat rekreatif
dan positif, sehingga remaja dapat menyalurkan aktifitasnya. Demikan juga
pembuatan peraturan-peraturan dan penegakan disiplin di sekolah diharapkan
dapat dilakukan dengan bijaksana sehingga mendapat tanggpan yang positif dari
peserta didiknya. Tak ketinggalan peran para guru di sekolah. Guru diharapkan
dapat menjadi orang tua kedua di sekolah. Di samping memberikan ilmu
pengetahuan juga memberikan teladan yang baik. Membina hubungan yang baik dengan
peserta didik, sabar, pengertian, siap membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan tau permasalahan, tidak arogan, tidak sewenang-wenang merupakan sikap
yang didambakan oleh peserta didik untuk melakukan tugas dan kewajibannya dalam
rangka mencapai prestasi yang tinggi.
c. Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat menjadi wahana
yang baik bagi perkembangan emosi remaja. Menyediakan fasilitas untuk
penyaluran emosi remaja secara positif dan memberi contoh yang baik atau
memberikan norma-norma dalam mengontrol dan mengelola emosi.
C.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sudah tidak dapat dipungkiri, bahwa
perkembangan emosi remaja dalam tumbuh kembangnya memberikan pengaruh yang
besar dalam kehidupannya.Dengan adanya ciri-ciri serta usaha untuk
mengembangkan emosi remaja secara tepat, secara bertahap diharapkan
seorang remaja mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi harapan
bangsa. Untuk itu hendaknya orang tua, guru dan lingkungan masyarakat
harus benar-benar dapat memahami bagaimana tumbuh kembang remaja termasuk
emosinya. Pembentukan emosi remaja yang sehat yang bertolak pada pembangunan
karakter remaja hendaklah dilaksanakan selain jalur pendidikan, keluarga dan
sekolah juga dilaksanakan pada lingkungan.
2.
Saran
Dengan mengetahui keadaan emosi remaja dan perkembangannya
di harapkan kita mampu memahami serta menemukan cara-cara yang terbaik dalam
menghadapi remaja yang baru beranjak dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
http://r4hmatdocuments.blogspot.com diakses
pada tanggal 25 Oktober 2012
http://shizukaumrilockhart.blogspot.com diakses pada tanggal 26 Oktober 2012
http://kawan-jagoest.blogspot.com diakses pada tanggal 26 Oktober 2012
http://abarokah18.blogspot.com diakses pada tanggal 26 Oktober 2012
http://anharululum.blogspot.com diakses pada tanggal 27 Oktober 2012
Togel Online !!! SGP | HKG | SYD
BalasHapusAyo Bertaruh Bersama kami di agens128. win
dapatkan potongan langsung pada setiap taruhan togel anda
Proses Depo Dan WD Tercepat yang Pernah ada !
Info Lebih Lanjut Hubungi Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / BBM : AGENS128
Line id : agens1288
WhatsApp : 087789221725
Telegram : AgenS128