I.
PENDAHULUAN
Pendekatan
inkuiri pada prinsipnya telah lama digunakan dalam kehidupan manusia. Tidak
sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat berguna
untuk memperbaiki kehidupan man
usia. Dalam
kehidupannya, seseorang dalam keluarga sejak masa kanak-kanak sering menanyakan
sesuatu, mencoba melakukan sesuatu, sehingga ia memperoleh kejelasan atau
menemukan jawabannya dari apa yang ingin diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi
untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu telah banyak dimiliki seseorang sejak
kecil, namun sering terhambat oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang
memadai.
Orang tua
sering tidak melayani atau merasa terganggu, takut rusak, rugi dan sebagainya,
apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang mungkin sampai
rusak.Para guru umumnya kurang mengembangkan metode inkuiri ini sehingga para
siswa di sekolah lebih banyak bersifat menerima informasi. Maka hal ini banyak
akan menghambat perkembangan potensi siswa.
Pada makalah
ini akan dibahas konsep dasar pembelajaran inkuiri, jenis-jenis pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri, sintaks pembelajaran inkuiri.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana konsep dasar dari model pembelajaran
inkuiri?
2.
Apa saja dan bagaimana jenis-jenis pembelajaran
inkuiri?
3.
Bagaimana sintaks pembelajaran inkuiri?
III.
TUJUAN
1.
Dapat memahami konsep dasar pembelajaran
inkuiri
2.
Dapat mengetahui jenis-jenis pembelajaran
inkuiri
3.
Dapat memahami bagaimana sintaks dalam
pembelajaran inkuiri
IV.
PEMBAHASAN
1)
Konsep Dasar
Dari Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode pembelajaran yang
dikembangkan sejak tahun 1960.Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk
menjawab kegagalan bentuk pengajaran tradisonal, di mana siswa dikehendaki
untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan pengajaran.Pembelajaran inkuiri adalah
suatu bentuk pembelajaran aktif, di mana kemajuan dinilai dengan bagaimana
siswa mengembangkan keterampilan eksperimental dan analitik dari pada seberapa
banyak pengetahuan yang mereka miliki.
Pembelajaran
berbasis inkuiri pada intinya mencakup keinginan bahwa pembelajaran seharusnya
didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan siswa.Pembelajaran menginginkan siswa
bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada menerima pengajaran
langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator dalam pembelajaran
daripada bejana bagipengetahuan. Pekerjaan guru dalam lingkungan pembelajaran
inkuiri adalah bukan menawarkan pengetahuan melainkan membantu siswa selama
proses mencari pengetahuan mereka sendiri.
Penggunaan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dilandasi pandangan konstruktivisme.
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar.Ia harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa
untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar.
Namun yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat
belajar siswa sendiri.Dengan istilah ini, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali
belajar sepenuhnya ada pada siswa.
Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah
guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar
bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode yang
digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa, dapat
ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan guru.
Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari
belajar.Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.
Pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan
pendekatan yang menekankan kepada pengembangan intelektual peserta didik. Ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pendekatan
pembelajaran inkuiri:
a. Berorientasi
pada pengembangan intelektual
Tujuan utama
dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian
pendekatan pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh
mana peserta didik dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana
peserta didik beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari sesuatu
yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui proses berpikir adalah sesuatu
yang dapat ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap
gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
b. Prinsip
interaksi
Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
peserta didik maupun interaksi peserta didik dengan guru bahkan interaksi antar
peserta didik dengan lingkungannya. Pembelajaran sebagai proses interaksi
berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan
agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi
mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang
mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses
interaksi itu sendiri.
c. Prinsip
bertanya
Peran guru yang
harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri adalah guru
sebagai penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh
sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat
diperlukan.Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru,
apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk
melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d. Prinsip
belajar untuk berpikir
Belajar bukan
hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning
how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak
kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri,
misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat
anak dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan
rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur
yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan.
e. Prinsip
keterbukaan
Belajar adalah
suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja
terjadi.Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang
bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis
dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri.Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh mahasiswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri.Dosen harus selalu merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.Pemahaman
konsep-konsep materi kuliah, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa,
bukan atas dasar "menurut buku".
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah pendekatan
pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting.Keberhasilan pendekatan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.
2.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan
teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu
ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pendekatan inkuiri, oleh sebab
melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan
demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam inkuiri adalah teka-teki yang
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
3.
Mengembangkan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya
sudah dimiliki sejak individu itu lahir.Potensi berpikir itu dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari
suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia
sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
pendekatan pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan
hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas
dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Bahwa yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.Di samping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akantetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.
Menarik kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan akhir dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak
fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan.Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana
yang relevan.
2)
Jenis-Jenis
Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri induktif terbimbing (guided inquiry)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana
guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini
digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri.
Pembelajaran dengan pendekatan guided
inquiry sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru
menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada
siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara petunjuk yang
cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.
Umumnya guided inquiry dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
v problema untuk
masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai pertanyaan atau pernyataan
biasa.
v konsep-konsep
atau prinsip-prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan belajar harus
dituliskan dengan jelas dan tepat.
v alat/bahan
harus disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, untuk melakukan
kegiatan.
v diskusi
pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa (kelas)
untuk didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatan inkuiri.
v kegiatan metode
inkuiri oleh siswa berupa kegiatan percobaan penyelidikan yang dilakukan oleh
siswa untuk menemukan konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan oleh guru.
v proses berpikir
kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental operation siswa
yang diharapkan selama kegiatan berlangsung.
v pertanyaan yang
bersifat open-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah
kepada pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh
siswa.
v catatan guru
berupa catatan-catatan yang meliputi:
- penjelasan
tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan-kegiatan/pelajaran.
- isi/materi
pelajaran yang relevan dengan kegiatan.
- faktor-faktor
variabel yang dapat mempengaruhi hasil-hasilnya terutama penting sekali apabila
kegiatan percobaan/penyelidikan tidak berjalan (gagal).
Inkuiri induktif bebas
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi
siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Karena dalam
pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti
seorang ilmuwan.Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang
prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat
sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu
keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam
memecahkan masalah open endeddan mempunyai alternatif pemecahan
masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka
mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan
cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari
masalah yang diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain:
Ø waktu yang
diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang
sudah ditetapkan dalam kurikulum;
Ø karena diberi
kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada
kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam
kurikulum;
Ø ada kemungkinan
setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan
membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa;
Ø karena topik
yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh
kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan
3)
Sintaks Model
Pembelajaran Inkuiri
Sintaks dalam
model pembelajaran inkuiri yaitu:
TAHAP
|
KEGIATAN GURU
|
Tahap 1 : Orientasi
|
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan
siswa menemukan masalah.
|
Tahap 2 : Merumuskan masalah
|
Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan
kejadian dan fenomena yang disajikannya.
|
Tahap 3 : Mengajukan hipotesis
|
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah
yang telah dirumuskannya.
|
Tahap 4 : Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau
cara lain)
|
Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah,
membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyususn prosedur
kerja yang tepat.
|
Tahap 5 : Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecah masalah
lainnya)
|
Guru membimbing dan memfasilitasi siswa selama siswa bekerja
melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah lainnya).
|
Tahap 6 : Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
|
Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang
penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.
|
Tahap 7 : Analisis data(menguji hipotesis)
|
Guru membantu siswa menganalisis data agar siswa dapat menemukan
suatu konsep.
|
Tahap 8 : Penarikan kesimpulan dan penemuan
|
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.
|
V.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Inkuiri ini menuntut siswa untuk aktif mencari
pengetahuan mereka sendiri tetapi dalam proses pembelajaran guru tetap wajib
memantau dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTRA PUSTAKA
Amin, Moh. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inkuiri. Jakarta: Depdikbud.
Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori
dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudirman,
N., dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/inquiry/index_sub1.html
tulisannya kenapa ni gan?
BalasHapusTogel Online !!! SGP | HKG | SYD
BalasHapusAyo Bertaruh Bersama kami di agens128. win
dapatkan potongan langsung pada setiap taruhan togel anda
Proses Depo Dan WD Tercepat yang Pernah ada !
Info Lebih Lanjut Hubungi Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / BBM : AGENS128
Line id : agens1288
WhatsApp : 087789221725
Telegram : AgenS128