BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran,
jenis tugas dan respons yang diharapkan, ternasuk karakteristik siswa. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa
tercapai secara maksimal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian media pembelajaran?
2. Apa saja jenis media pembelajaran?
3.
Apa
manfaat media pembelajaran?
4.
Apa
saja prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran?
5.
Bagaimana
langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajaran?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian media pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui jenis media pembelajaran
3.
Untuk
mengetahui manfaat media pembelajaran
4.
Untuk
mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang
pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media
adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.
Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001
: 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses
belajar”.
Media pendidikan merupakan bagian
integral dari pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih
bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut juga media instruksional. Dengan
demikian , media pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis atau dapat
berfungsi sebagai berikut :
a.
Media
pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid. Misalnya siswa
berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-harinya berbeda dengan
golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan
mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya.
b.
Media
pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang di
ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati
secaara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip
dan sebagainya.
c.
Media
pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara langsung
tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau atom maka
dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
d.
Media
pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara langsung
gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat atau terlalu
cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka dapat digunakan
film strip dan sebagainya.
e.
Media
pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang
tidak dapat di ulang kembali atau telah terjadin dai masa lampau. Seperti
peristiwa bencana alam, tiupan angina dan sebagainya maka dapat di gunakan
film, film strip, slide dan sebagainya.
f.
Media
pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan
alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu tempat.
g.
Media
pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu objek.
h.
Media
pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi.
Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga
media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
B.
Macam-Macam Media Pendidikan
1.
Media Nonelektronik
a.
Media Cetak
Dalam media cetak seperti buku
teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas, lembar kerja , dan sebagainya pada
umumnya berisi materi pembelajaran yang dapat diakses dan dibaca oleh siswa
langkah demi langkah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk media yang berupa
buku teks biasanya dilengkapi uraian materi, contoh soal, dan latihan
soal.Berbeda dengan buku, modul umumnya dilengkapi dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, uraian materi, latihan soal, dan tes formatif, yang
digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui seberapa besar materi dalam
setiap kegitan dapat dikuasai oleh mahasiswa.
Kemudian untuk media cetak yang
berupa hand out biasa digunakan proses pembelajaran di kelas. Media ini berupa
lembaran lepas yang biasanya berisi materi untuk satu kegiatan tatap muka. Hand
out yang lengkap akan berisi tujuan, uraian singkat tentang materi
pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka.
Khusus untuk media cetak yang
berupa lembar tugas biasa digunakan siswa untuk mengerjakan tugas,
menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan oleh guru setelah penyampaian
materi di kelas.Lembar tugas biasanya berisi tujuan, uraian singkat tentang
materi pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan latihan memecahkan masalah.
Media
cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1)
Siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2)
Siswa
dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang. Khusu untuk
media cetak berupa modul, melalui tes normatif siswa dapat mengetahui tingkat
penguasaan materi pembelajaran yang disajikan pada modul tersebut
3)
Dapat
dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program pembelajaran yang
baru.
Kekurangannya antara
lain:
1)
Tidak
dapat menyajikan gerak dalam media cetak
2)
Uraian
yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan para
pembacanya
3)
Pembahasannya
lebih mengarah pada kognitif
b.
Media Pajang
Media ini meliputi papan tulis,
white board, papan magnetik, papan buletin, dan chart.Perbedaan antara papan
tulis dan white board terletak pada alat tulisnya. Papan tulis menggunakan
kapur sebagai alat tulis, sedangkan white board menggunakan spidol nonpermanen.
Papan magnetik merupakan papan yang permukaannya dibuat dari lembaran baja atau
dapat juga berupa white board yang di dalamnya dilapisi dengan lembaran baja
atau seng.Materi yang disajikan diletakkan di atas kertas atau karton yang di
belakangnya diberi magnet.Papan ini dapat berfungsi sebagai pendamping papan
tulis di kelas.
Untuk penyajian dengan chart
dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Pada umumnya materi yang
disajikan di dalam chart biasanya berbentuk diagram, bagan grafik, dan gambar.
Oleh karena itu, beberapa kelebihan penggunaan papan pajang adalah:
1)
Biaya
yang digunakan relatif murah
2)
Papan
tulis atau white board mudah disajikan di ruang kelas
3)
Papan
tulis atau white board dapat digunakan dengan jumlah siswa yang relatif besar
4)
Khusus
untukpapan buletin diperuntukkan untuk kelompok kecil
c.
Media Peraga dan Eksperimen
Media peraga dapat berupa
alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di laboratorium.Media ini
biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian
dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli tersebut.
Di samping media peraga terdapat
pula media eksperimen yang berupa alat-alat asli yang biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum.
Perbedaan antara media peraga dengan media eksperimen antara lain:
1)
Alat-alat
pada media eksperimen berupa alat asli sedangkan media peraga berupa alat-alat
tiruan
2)
Media
eksperimen dapat digunakan sebagai media peraga, sedangkan media peraga belum
tentu dapat digunakan sebagai media eksperimen
Salah
satu contoh alat peraga sederhana adalah tali, yaitu sebagai suatu alat yang dapat
digunakan untuk menunjukkan gejala gelombang transversal.Kemudian salah satu
contoh alat eksperimen yang dapat digunakan sebagai alat peraga adalah pipa
kund, yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rambat bunyi.
2.
Media Elektronik
a.
Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk memproyeksikan objek melalui bahan transparan dengan bening ke
suatu permukaan layar atau dinding.
1)
OHP Tanpa Kombinasi dengan Alat Lain
Seiring dengan berjalannya waktu
dan semakin berkembangnya teknologi, OHP dengan tipe tertentu dapat
dikombinasikan dengan alat lain sehingga dapat digunakan untuk memproyeksikan
tidak hanya transparansi, tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan
bahan cetakan, objek tiga dimensi, dan tampilan komputer.
OHP yang sederhana misalnya merk
Cabin, telah dilengkapi dengan komponen dan spesifikasi, seperti lampu
proyektor dengan daya listrik kurang lebih 500 watt serta sumber tegangan 110 V
atau 220 V. Dengan menggunakan daya listrik yang semakin besar, maka suatu OHP
akan memberikan kemampuan yang lebih jelas dalam memproyeksikan gambar pada
dinding atau layar tanpa harus mematika n lampu dalam suatu ruangan.
2)
Kombinasi OHP dengan Efek Zoom
Alat ini dikenal
sebagai Zoom Overhead Projector, yaitu suatu OHP yang di dalamnya dilengkapi
dengan lensa zoom. Lensa ini memiliki kemampuan untuk memperbesar gambar
proyeksi sampai 1,6 kali dari ukuran lensa standar. Cara kerja OHP ini adalah
gambar pada dinding atau dinding OHP ini pada prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan OHP sebelumnya, tetapi dalam tampilannya dilengkapi dengan beberpa
panel, yaitu proyektor, miror, bor magnet, pen
tray, lensa zoom, dan sebagainya.
3)
Kombinasi OHP dengan ATF
Automatic Transparancy Feeder (ATF) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk menyimpan dan mengeluarkan transparansi yang akan ditampilkan
melalui OHP. Alat ini dilengkapi dengan Transparancy
Tray, Infrared Sensor, Infrared Remote, Easy Attachment, dan Anti-Static Strip.Cara
menggunakannya adalah dengan meletakkan alat tersebut tepat di atas landasan
kaca OHP, setelah itu kita memfungsikan panel-panel yang ada pada OHP dan ATF.
4)
Kombinasi OHP dengan CPP (Viewer)
Computer Proyektor Panel (CPP)
atau yang biasa disebut Viewer dibuat dari lampu Liquid Crystal Display (LCD)
yang mempunyai kemampuan menghasilkan gambar
yang memiliki kekontrasan yang tinggi dan menakjubkan ketika
diproyeksikan. Alat ini hanya dapat digunakan di lingkungan temperatur yang
terbatas, yaitu sekitar 45oC sehingga alat ini jangan digunakan pada
OHP yang landasan kacanga memiliki suhu l;ebih dari 45oC. Selain
itu, alat ini juga tidak boleh digunakan pada ruangan yang terlalu terang.
Dalam penggunaannya, CPP harus
diletakkan tepat di atas landasan kaca OHP. Dengan demikian, CPP akan
menampilkan gambar tampilan komputer yang cukup besar pada layar dengan
menggunakan OHP sebagai sumber cahaya. Alat ini telah dilengkapi dengan panel,
bantuan remote control, baterai remote control, kabel sinyal RGB 15 pin dan 9
pin, AC adaptor dan petunjuk mengoperasikannya.
b.
Program Slide
Instruksional
Bentuk slide berhubungan dengan fil fotografi yang memiliki format kecil
dan dikenal sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu kali proyeksi.
Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang
standar adalah 5 cm x 5 cm. Hal ini diukur dari dimensi luar.
Slide
yang standar dapat disusun dan diatur kembali dalam berbagai variasi urutan
sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan film strip. Dalam pemakaian secara
wajar, proyektor slide membutuhkan
sedikit perhatian khusus, khususnya dalam pemeliharaan terhadap elemen muka
dari lensa proyeksi. Sedangkan dari segi penyajiannya, yang perlu diperhatikan
adalah masih tetap bingkai slide yang
akan ditayangkan, karena kebiasaan kemacetan yang terjadi adalah akibat adanya
dari bingkai slide yang sudah rusak.
Karena slide tidak seperti film strip yang tersusun dalam unit secara
tunggal maka slide dapat dengan mudah
menjadi tidak teratur tempat atau urutannya. Misalnya, slide yang tidak ditutup dengan penutup gelas maka slideakan mudah kotor, baik karena kena
debu ataupun jari tangan. Ditinjau dari segi biaya pembuatan maka slide membutuhkan biaya per framenya 2
sampai 3 kali dari biaya per frame dalam film strip.
c.
Program Film Strip
Film strip adalah satu rol positif 35
mm yang berisi sederetan gambar yang saling berhubungan dengan sekali proyeksi
untuk satu gabar. Berdasarkan lebar frame, film strip dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu film strip tunggal dan film strip double. Dalam format frame
tunggal, bayangan atau gambar dicetak tegak lurus terhadap panjang film,
sedangkan format frame double bayangan atau gambar dicetak paralel terhadap
panjang film. Oleh karena itu, luas format double 2 kali luas format frame
tunggal.
Secara komersil produk film strip
berisi antara 20 sampai 60 gambar atau frame satu rolnya, sampai sekitar 1960
film strip belum dilengkapi peralatan audio. Pada saat itu, informasi narasi
dicetak pada bagian bawah frame. Sesuai dengan perkembangan teknologi, narasi,
musik, efek suara, atau yang lain adalah direkam, yang kemudian ditampilkan
bersama secara terpisah dengan proyektor film strip.
Film strip memiliki kelebihan karena
disusun secara kompak, mudah dikendalikan, dan biayanya relatif rendah.Selain
dengan mudah dipasang pada proyektor yang sederhana, film strip juga mudah
dikontrol oleh penggunanya.Menurut kapasitasnya, film strip secara khusus lebih
tepat untuk belajar independen atau mandiri.
Karena dalam penayangannya melalui
proyektor, maka film strip ditarik roda bergigi sehingga jika terjadi kerusakan
salah satu film saja, akan sukar untuk diperbaiki. Hal ini hanya mungkin
dilakukan dengan cara memotong frame itu, untuk digunakan sebagai slide.
d.
Film
Film merupakan gambar hidup yang
diambil dengan mengguanakan kamera film dan ditampilkan melalui proyektor
film.Dibandingkan dengan film strip, film bergerk dengan cepat sehingga
tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang ditampilkan akan lebih alamiah,
artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Terlebih lagi film yang diunakan
adalah film berwarna.Pada umumnya film digunakan untuk menyajikan
hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat menyajikan informasi lain,
khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran keterampilan dan
sikap.
Kelebihan fim antara lain dapat
menggantikan alam sekitar, menyajikan objek yang tidak dapat dilihat,
menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan sikap, dapat diulang, dapat
memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e.
Video Compact Disk
VCD memiliki fungsi yang sama dengan
LCD maupun Video Cassette.Perbedaan
antara VCD, LCD, dan Video Cassette
terletak pada perangkat lunaknya.VCD menggunakan piringan yang memilki diameter
lebih kecil dibandingkan dengan LCD, sehingga VCD praktis dan lebih ekonomis
daripada LCD sehingga dapat digunakan dalam komputer yang memiliki CDROM.Pada Video Cassette perangkat lunaknya
menggunakan pita cassette sehingga sesuai perkembangan teknologi elektronika.
Untuk menayangkan program VCD
instruksional dibutuhkan beberapa perlengkapan, seperti kabel penghubung video
dan audio, remote control, dan kabel
penghubung RF dan TV.
f.
TV Instruksional
Berdasarkan kegunaannya, program
pembelajaran melalui televisi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai media pengayaan. Sedangkan
berdasarkan penyajiaannya, juga terdapat beberapa model, diantaranya:
1)
Model
penyajian yang hanya memindahkan proses pembelajaran tatap muka di kelas atau
laboratorium ke dalam program TV.
2)
Model
penyajian yang digunakan untuk melengkapi suatu kegiatan proses pembelajaran di
kelas. Model penyajian ini diperlukan karena kegiatan ini tidak mungkin
dilakukan di dalam kelas. Selain itu, jika dilakukan di kelas akan membutuhkan
biaya yang cukup tinggi, waktu yang lama, serta beresiko timbulnya bahaya yang
tidak diinginkan.
3)
Model
penyajian yang digunakan untuk pengayaan. Model ini biasanya tidak berkaitan
secara langsung dengan silabus atau kurikulum, tetapi diharapkan materi
penayaan ini mempunyai kaitan deangan suatu materi yang adadalam kurikulum,
misalnya hasil IPTEK yang perlu diketahui dan dibutuhkan masyarakat.
4)
Model
penyajian yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh
secara interaktif. Model ini membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada
ketiga model sebelumnya, karena dalam model ini antara peserta didik dan guru
atau tutor dapat berdialog langsung untuk menanyakan masalah-masalah yang belum
jelas tentang materi yang disajikan dalam program TV instruksional tersebut.
g.
Internet
Media ini memberikan perubahan yang
besar pada cara orang berinteraksi, bereksperimen, dan berkomunikasi.
Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat cocok untuk kelas jarak
jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat berbeda, tetapi
tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di kelas.
Untuk mengoperasikannya dibutuhkan
komputer, modem, Internet Service
Provider (ISP) dan saluran telepon. Dalam proses pembelajaran komputer,
internet dapat berperan sebagai manajer dalam pembelajaran atau “computer
manage instruction” (CMI) dan dapat pula berperan sebagai alat bantu tambahan
dalam belajar atau Computer Assisted
Instruction (CAI).
Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kalsifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut.
a.
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi
menjadi:
1)
Media auditif, yaitu media yang
hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki insur suara, seperti
radio dan rekaman suara.
2)
Media visual, yaitu media yang
hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung, unsure suara. Contohnya adalah film
slide, foto, transparansi, lukisan gambar, dan berbagai bahan yang dapat
dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)
Media
audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur
suara juga mengandung unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman video,
film, slide suara, dan lain sebagainya.
b. Dilihat dari kemampuan
jangkauannya, media dibagi menjadi:
1) Media yang memiliki daya
input yang luas dan serentak seperti radio dann televise. Melalui media ini
siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual secara
serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)
Media yang mempunyai daya input yang terbatas
ole ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain-lain.
c. Dilihat dari bahan
pembuatnya, media dibagi menjadi:
1)
Media sederhana
Media ini bahan
dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
2)
Media Kompleks
Media ini
adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal harganya,
sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
C.
Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya
dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru
sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna
dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih
khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985)
misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran
dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran
yang berbeda‑beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan
bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau
mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima
informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan
demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara
siswa di manapun berada.
2.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik
Dengan berbagai potensi yang
dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas
melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa.
Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan
merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media
pembelajaran dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi
lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih
interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara
baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara
aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan
cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga
siswanya.
4.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan
yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu
untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu
untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus
terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa
media seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan
sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal
dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada
anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk
disajikan oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih
mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin.
Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang‑ulang,
sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah
memahami pelajaran.
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan
media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya
dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami
pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat,
menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman
siswa pasti akan lebih baik.
6.
Media memungkinkan proses pembelajaran
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media
pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa
tergantung pada keberadaan seorang guru. Program‑program pembelajaran audio visual,
termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat.
Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber‑sumber belajar
yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi
waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan
siswa di luar lingkungan sekolah.
7.
Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa
terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi
lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan
gemar mencari sendiri sumber‑sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan siswa untuk
belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa
untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8.
Mengubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik,
seorang guru bukan lagi menjadi satu‑satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh
materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru
akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek‑aspek
edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
D.
Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media
pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan media pembelajaran,
yaitu
1.
Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan
pemilihan media pembelajaran.
Apakah
pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah
untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD,
SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan
ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2.
Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap
media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik
media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan
pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3.
Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media
yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa
menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat
beberapa media yang dapat dibandingkan.
E.
Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media
pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan media pembelajaran,
yaitu
1.
Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan
pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran,
untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu
kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu,
apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar
Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan
tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses
kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2.
Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun
cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan
berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3.
Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media
yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa
menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat
beberapa media yang dapat dibandingkan.
F.
Langkah-Langkah
dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas
tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi
dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan
pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan
langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6
(enam) langkah sebagai berikut:
1.
Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan
dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa
dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa mampu
membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan
radiasi.
Setelah
kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis
karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan
yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau
dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa
topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan
media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang
diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
Contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan
karakteristik siswa:
o
Siswa SMA diharapkan sudah memiliki
kemampuan membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi
dan radiasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Merumuskan tujuan pembelajaran (Instructional objective)
dengan operasional dan khas.
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional
dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu: tujuan
pembelajaran harus berorientasi kepada siswa; artinya tujuan itu benar-benar
harus menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh
setelah proses belajar dilakukan.
Sebuah tujuan
pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan
dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari
masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A =
|
Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran
pembelajaran
|
B =
|
Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang
dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
|
C =
|
Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana
sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
|
D =
|
Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang
diharapkan dapat dicapai.
|
Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi suhu dan kalor, siswa SMA kelas XIdapat membandingkan proses
setiap jenis perpindahan kalor.
(A) (B)
(C)
dengan benar
(D)
3.
Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan
Penyusunan
rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan
yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun
adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses
belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka
langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada
tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan Pembelajaran
di atas:
o
Membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara
konduksi, konveksi dan radiasi
4.
Mengembangkan Instrumen Pengukuran
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum
naskah program ditulis. Dan instrumen pengukur ini harus dikembangkan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang
disajikan. Bentuk instrumen pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan
atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan
tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan instrumen
pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut.
Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi
yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang
dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak
kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media
tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.
Sebagai salah satu contoh tentang instrumen pengukur keberhasilan dari
media yang dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut:
Rumusan Tujuan
|
Rumusan Materi
|
Instrumen Pengukur (Tes)
|
Siswa dapat menyebutkan macam-macam besaran pokok dan besaran
turunan
|
Nama-namabesaran pokok dan turunan
|
Sebutkan minimal 5 macam-macam besaran pokok dan besaran turunan
|
Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan instrumen ukur harus
berdasar dari rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan
melalui media pembelajaran tersebut.
5.
Menulis Naskah Media
Naskah media
adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang
merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara
baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu
dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam
tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program
media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya
menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah
ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi
dan suara yang harus direkam.
Namun demikian, sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu disusun
garis-garis besar program media (GBPM) dan rancangan isi medianya. Bentuk dan cara menyusun rancangan isi media dapat dilihat
sebagaimana tabel berikut ini:
6.
Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi
Tes adalah
kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media
yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Suatu
program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu
tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi
siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Tes atau uji
coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok
kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang
sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi
adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan
perbaikan atas hasil dari tes.
Jika semua
langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi yang
perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk
diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata
setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi
atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini
dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat,
sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan
melalui media tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa:
1)
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi.
2)
Jenis
media bermacam-macam jika dilihat dari beberapa sudut, dan masing-masing media
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, baik itu berupa medi elektronik maupun
nonelektronik.
3)
Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
4) Memilih media hendaknya didasarkan atas kriteria tertentu. Secara umum,
kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah
tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya,
ketersediaan, konteks penggunaan, serta mutu teknis.
5) Dalam proses pengembangan media pembelajaran perlu diperhatikan
langkah-langkah tertentu agar proses pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.
B.
Saran
Diharapkan kepada para pendidik
untuk lebih memperhatikan penggunaan media yang cocok dalam proses
pembelajaran, sehingga peserta didk lebih mudah memahami materi yang
disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dale, E.
1969. Audiovisual Method in
Teaching. New Yore: Dyden Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Heinich, R., et. al. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey:
Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yamin, Martinis. 2008. Desain
Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : CP Press.
Izin ambil ya. boleh?
BalasHapusya ambil dah gan
BalasHapusartikel yang bagus izin share.. saya mempunyai kumpulan media pembelajaran bagi yang memerlukan sya mempunyai kumpulan media pembelajaran terlengkap .
BalasHapusInfo yang saya butuhkan. Saya suka. tinggalkan cara mengajar yang biasa saja dan beralihlah ke pembelajaran dengan media kreatif
BalasHapus